\ Naskah Soal 20 Paket dan Lembar Jawaban Gunakan Barcode di UN 2013

Naskah Soal 20 Paket dan Lembar Jawaban Gunakan Barcode di UN 2013

Share on :
Selamat malam rekan rodajaman, sepertinya baru kemarin kita melaksanakan Ujian Nasional (UN), eh..gak terasa sebentar lagi sudah mau UN lagi.  Memasuki semester genap ini, sudah tentu kesibukan akan tertuju pada persiapan UN di sekolah. Dari menyiapkan biodata, foto, bimbel, try out, nilai rapor, dll.
 
Masih menunggu kabar terbaru tentang UN?, o..iya sudah mengoleksi POS UN 2013 dan Kriteria Kelulusan UN belum? kalau belum silakan download dulu ya..kali ini rodajaman ingin mengabarkan bahwa dalam pelaksanaan UN nanti ada beberapa hal yang berbeda dengan UN tahun lalu, yakni mengenai jumlah paket soal dan lembar jawaban ujian.nah berikut ulasannya...
Di tahun 2013 ini, kualitas penyelenggaraan UN akan semakin ditingkatkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi kecurangan sekaligus memperkuat kelemahan pelaksanaan di sekolah.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud Khairil Anwar Notodiputro menyampaikan, mulai tahun ini naskah soal UN dengan lembar jawaban tidak terpisah. Jika pada tahun lalu peserta didik dapat menggunakan lembar jawaban temannya karena terpisah, mulai tahun ini naskah soal dengan lembar jawaban UN (LJUN) merupakan satu kesatuan. Jadi naskah soal dan lembar jawaban UN menggunakan sistem barcode.

Dengan menggunakan barcode, maka peserta ujian tidak dapat saing tukar kode soal seperti tahun lalu. Kalau keduanya dipisah maka peserta didik akan menjawab soal secara salah, yang tidak cocok dengan lembar jawaban UN-nya. Bayangkan kalau keliru, LJUN A dengan soalnya B, pasti jelek sekali nilai si anak to.

Oleh karena itu, jangan sampai lembar jawaban ujian tertukar. Jika lembar jawaban rusak agar minta diganti berikut soalnya. Jangan hanya meminta lembar jawabannya saja. Demikian sebaliknya, kalau naskah soal rusak jangan hanya minta diganti naskah soal, harus meminta ganti naskah soal beserta LJUN.  Karena merupakan satu paket dan ada kode yang saat dipindai (scan) akan ketahuan lembar LJUN mengacu soal yang mana.
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramli Zakaria, juga menjelaskan bahwa dengan barcode, peserta didik tidak perlu lagi menulis kode soal. Kode soal tidak akan sama dengan yang lain karena berdasarkan barcode.

Persiapan UN sampai saat ini sampai pada merakit soal dan diharapkan cepat selesai. Adapun jumlah soal sebanyak 20 paket untuk setiap ruang ujian berisi 20 peserta. Meski demikian,  jumlah variasi paket soal tiap provinsi sebanyak 30 buah. Soal untuk kelas A dan kelas B bisa berbeda karena dibuat 30 paket soal, tetapi dalam ruangan tetap 20 soal.

Wah..kalau begini semakin sulit atau dipersulit atau malah mempermudah. Seolah-olah  anak-anak kita selalu dicurigai akan berbuat yang tidak-tidak. Yang terpenting, ini segera disosialisasikan sehingga siswa tidak kaget, dan sudah dipersiapkan dari sekarang sehingga nantinya siswa tidak terbebani mentalnya hanya karena takut tidak lulus UN. Lihat saja nanti apakah dengan cara ini akan lebih efektif, mudah-mudahan anak-anak kita dapat menghadapi ujian nanti dan berhasil.

Terimakasih. Salam rodajaman.


Anda sedang membaca artikel yang berjudul Naskah Soal 20 Paket dan Lembar Jawaban Gunakan Barcode di UN 2013. Silakan tinggalkan komentar atau sebarkan jika artikel Naskah Soal 20 Paket dan Lembar Jawaban Gunakan Barcode di UN 2013 ini menarik dan bermanfaat, namun jangan lupa untuk meletakkan link postingan Naskah Soal 20 Paket dan Lembar Jawaban Gunakan Barcode di UN 2013 sebagai sumbernya. Terimakasih (Ttd : Agus Fanani)

38 comments:

  1. sebenarnya yang curang itu bukan siswa tapi guru-guru dan kepala sekolah. Mereka akan dianggap gagal kalau siswa mereka gak lulus 100% dan berimbas pada menurunnya kuantitas siswa baru.Segala upaya mereka lakukan demi kelulusan 100%. Bayangkan saja kalau 2 hari sebelum hari H ujian nasional, soal-soal UN sudah beredar secara massal. Lalu bagaimana dengan peringatan "Sangat Rahasia" yang tertulis di amplop soal? sekali lagi yang curang bukan siswa tapi guru...ya..guru dan kepala sekolah

    BalasHapus
    Balasan
    1. salahkan saja pemerintah yang menyamaratakan siswa yang ada di daerah-daerah dengan yang di perkotaan.. fasilitas saja sudah berbeda...belum lagi latar belakang gurunya...ada yang sesuai ada juga yang tidak,,.belum lagi tingkat kemampuan siswa nya...

      Hapus
    2. Pemerintah tidak salah Justru karena standar pendidikan di setiap sekolah berbeda-beda, perlu ada penentu berstandar nasional bagi kelulusan para siswanya. Katakan seorang siswa A yang bersekolah di sekolah X dengan kualitas dan tingkat kesulitan materi pelajaran yang tinggi hanya mendapat nilai 80 di rapornya sementara seorang pelajar lain, sebut saja siswa B yang bersekolah di sekolah Y dengan kualitas kurikulum yang di bawah sekolah X mendapat nilai 95, padahal jika dibandingkan, bisa saja siswa A ini sebenarnya lebih cerdas dari siswa B.
      Dan terlepas dari kesalahan pemerintah dalam 'memukul rata' tanpa menyediakan fasilitas yang sama, bukankah semua guru tetap harus menjalankan tanggungjawabnya sebagai pendidik? Bukan sekedar menjejali otak anak didiknya dengan berbagai ilmu, namun lebih daripada itu diperlukan penanaman nilai-nilai kejujuran. Di sinilah peran bapak-ibu guru Indonesia perlu di-highlight. Ketulusan mengajar tanpa adanya pretensi untuk 'menjaga gengsi' bila anak didiknya tidak dapat lulus unas hendaknya senantiasa dijaga, bukankah menjadi guru adalah panggilan yang mulia? Mengapa dikotori dengan kecurangan-kecurangan yang justru mendistorsi esensi dari pendidikan itu sendiri di depan anak-anak didiknya?
      -aquila, siswa surabaya kelas xii-

      Hapus
    3. tidak begitu, klo menurut qu guru tidak bisa disalahkn begitu saja, justru yg paling terpenting tergantung SDMnya dlm hal ini Siswa/siswi, apapun bentuknya tao caranya serta sistemnya klo siswa/siswi tersebut pintar tidak ada masalah tapi sebaliknya klo siswa/siswinya tidak ada kemauan/bodoh ya pasti sudah barang tentu selalu menyalahkan kepada orang lain ( Guru tao Kepala Sekolah )

      Hapus
    4. kenapa tepat tahun ini juga dimunculkan cara ujian seperti itu ??? ,,,,kenapa bukan tahun lalu ataupun tahun yg akan datang??????



      wyekha ,siswa SNAN 1 kahu / bone kelas xii

      Hapus
  2. Informasi blog ini sangat lengkap buat rekan2 guru
    Terima kasih....

    Salam

    BalasHapus
  3. soal UN 2013 ini semakin susah aja..
    Super rumitttt

    BalasHapus
    Balasan
    1. klw soal UN ttp sesuai SKL..tp tata caranya yg berubah

      Hapus
    2. iyya tpi dapat membuat siswa banyak yg tidak lulus karena hanya mengharapkan bantuan ataupun kunci

      Hapus
  4. tidak ada alsan untuk menolak 20 paket soal di un

    BalasHapus
  5. knp un thun ini mlah smakin ddi persulit. hrusnya pemerintah melakukannya secara bertahap, bukannya langsung menaikan jdi 30pktdgn barcode!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. berapa jumlah paket pun gak akan ngefek kok kalo selama ini siswa/siswi mengerjakan soal secara mandiri. Selama bobot soal antar paket sama, 1 paket soal dengan 5 paket soal dengan 30 paket soal sekalipun akan terasa sama saja....
      lagi pula, terkadang perlu tantangan yang lebih menarik agar akhir alias puncak dari proses belajar 12 tahun terasa lebih seru dan tidak lewat dengan sia-sia :)
      -aquila, siswa surabaya kelas xii-

      Hapus
  6. ga kebayang buat nanti, sangat berubah 180 derajat dari kenyataan tahun lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tetap semangat! yang berubah cuma cara dan teknis pelaksnaannya kok, tingkat kesulitan soal2nya gak bakalan jauh beda kan? :D

      Hapus
    2. banyak kali omong kau ..
      kan dapet jawaban lebih bagus ..

      Hapus
  7. sebenernya semua soal di 20 paket itu sama aja,, tapi cuma dituker tuker aja nomernya.. kalau mau nyontek berarti harus cari soal yang sama
    hahahahah

    intinya kita harus belajar yang giat dan lebih giat lagi gan :D

    BalasHapus
  8. ujian nasional bukanlah kwalitas, tapi bisnis pemerintah dan perguruan tinggi

    BalasHapus
  9. apapun yang terjadi
    harus tetep bisa ngerjain UN

    BalasHapus
  10. Mudah2an dengan adanya sistem seperti ini anak bangsa indonesia akan semakin rajin dalam belajar dan LULUS 100% aminn..

    BalasHapus
  11. kenapa harus di adain ujian nasional,? Skolah 3 tahun cuma di tentuin 3 hari doang, jadi nya gimana nasib, yang pintar aja ada yang gak lulus, yang gak pintar malahan banyak yang lulus.

    BalasHapus
  12. ujian try out aja 1 skolah gaa lulus itu pun baru 2 paket terus pemerintah mau tambah 20 paket+barcode lg weleh" mungkin semua siswa Indonesia gaa lulus tuuh

    BalasHapus
  13. bukan 20 paketnya yang menjadi masalah, tapi barcode antara soal dan ljk yang menjadi maslah utama...
    mengapa?
    1 soal memiliki pasangan 1 ljk saja, jika ditengah pengerjaan soal terjadi kecelakaan, entah ljk sobek, basah, atau apapun itu, maka otomatis soal juga akan diubah!
    itu akan sangat membebani siswa, andai saja kondisi ljk tidak berpengaruh pada soal yg dikerjakan, mungkin itu akan lebih mudah...

    BalasHapus
  14. gini aja ya temen2, hadapi santai. Saya juga mengakui kalo saya itu sulit buat memahami, jgn kan ngisi, cara ngisi nya aja ga tau, yang saya tau itu cuma ngebuletin LJK,
    Sistem pendidikan indonesia masih terbilang jadul. Kalian tau kenapa enstein (kayanya gua salah huruf tuh, ya tapi tau dong yg org pandai itu) dia kan ga naik kelas ya? mau tau alesan dia ga naik kelas?
    Soalnya dia selalu kabur di mata pelajaran yg dia ga suka. Dia cuma mau masuk pelajaran ipa+mtk
    Singkat cerita dia sukses, dan berkembang, bahkan maju!
    akhirnya, di negara tempat enstein dilahirkan, pemerintah menyadari bahwa pendidikan selama ini salah, dan di buatlah sekolah2 sesuai minat dan bakat. Makanya negara lain tuh maju duluan.

    Kalo indonesia itu masih pake cara pendidikan pas enstein cabut2an bro! Jadi wajar aja negara kita ga maju2, siswa di cekokin sesuatu hal yg dia ga suka. Ya jadinya setengah hati deh belajarnya :D
    Semangat lulus kawan, kita pasti lulus 100% amin

    BalasHapus
  15. Sumpah "PARAH" bener menurut ane..
    indonesia Terlalu pengen maju ampe segininya ujian nasional dibikin pake barcode..
    sistem pendidikan yang maju seperti filandia dan amerika juga ga ampe segini malah ga pake UN lagi..

    mungkin cuman indonesia kali ya pake barcode untuk ujian Nasional..
    yang sangat disayangkan dari ini ya..
    kalau kertas jawaban kita rusak atau soal kita rusak mesti minta soal baru..
    kalau rusaknya disetengah jalan gimana..
    ga sengaja kekoyak atau apalah..
    jadi dengan waktu yang tinggal sedikit mana bisa selesai semua..

    Gak semua siswa pande dalam semua pelajaran pak..
    Maksa banget.. mesti pande semua pelajaran..

    Gimana kalau ntar MENTERI PENDIDIKAN ditantang ama murid seiindonesia buat ngerjain soal UN "SEPANDAI" manakah mereka sanggup menjawab soal UN..

    Disekolah Kita belajar 2 semester per tahunnya 3 tahun 6 semester..
    dalam 1 semester setidaknya ada 5 bab pelajaran...
    5x2 = 10 x 3 = 30..
    dalam 3 tahun 30 bab pelajaran..
    yang di UN kan ada 6 pelajaran
    jadi 30x6 = 180 pelajaran yang d

    BalasHapus
    Balasan
    1. pendapat org beda2 , menurut saya dengan adanya 20 paket soal ini diharapkan setiap siswa belajar dengan giat, menekan angka kecurangan (kalau dari kecil sudah berbuat curang, maka itu akan terbawa hingga dia besar nantinya) kalau misal gak semua siswa pandai, maka harus ada niat untuk bisa pandai, makannya aja sama sama nasi kok, pada dasarnya gak ada yg gak pandai, cuman malasnya itu , makanya sifat malas itu harus dihilangkan. Gak usah tantang tangtangan sgala sih, Mentri Pendidikan punya kewajibannya sndiri, siswa juga punya kewajiban sendiri. tidak ada yg tidak mungkin selama kita mau berusaha, saya juga pernah SMA

      Hapus
  16. bagus deh , jadi UN adil dong :D
    kalau UN jujur ga ada bocoran dan KUNCI JAWABAN itu adil sekali buat orang yang udah usaha , bekajar mati-matian :)

    BalasHapus
  17. kalau UN pake kunci jawaban itu artinya orang2 yang membocorkan dan membeli KUNCI JAWABAN udah ngedzalimi orang2 yang udah jujur , orang yang belajar dengan sungguh2 .

    BalasHapus
  18. jalani ajj.... Pemerintah tidak bisa menuntut kalau anak itu tidk Lulus krena kurang pengajaran dri sekolah, krena fasilitas yang diberikan pemerintah belum memadai standar..., masak guru hanya mengajar melalui buku yg dari taon ketaon itu2 ajj...ap lagi ada program pemerintah yang menggeratiskan pendidikan, jdi tambah sulit minat siswa untuk membeli buku mata pelajaran baru, sesuai kurikulum yang berlaku...hahahahaah...jdi asalkan kita ada kemauan untuk belajar, maka 20 paket pun gk akan berat, krena gk mungkin 20 paket itu kita semua yang ngisi, pasti cuma 1 paket kan yg diisi....dn usahakan benar minimal setengah dri jumlah soal,...Semoga Lulus Semua 100% peserta didik indonesia...

    BalasHapus
  19. semua harus di jalani . namun dengan 20 paket dapat membuat siswa/siswi kawatir dan gelisah -_-

    BalasHapus
  20. katanya adil? Lebih adil? Lebih bagus?
    Trus apa namanya orang yg galulus trus nyogok?
    Dan akhirnya lulus kan? Emang bener sih buat orang SUSAH tuh kalo mau usaha pasti bisa, tapi buat orang PUNYA ga usaha pun pasti bisa.
    Itulah indonesia, negara gue, disini gua lahir, ini ceritaku apa ceritamu?

    BalasHapus
  21. Se7 bangat bahwa keselahan terbesar adalah kepala sekolah yang mengharuskan lulus 100% demi menjaga reputasi sekolah..

    Akibatnya.. Siswa beranggapan bahwa ada guru yang membantu dalam menyelesaikan soal2 UN ...
    Dan akhirnya jarang siswa yang mau belajar sungguh2..

    Kalau dunia pendidikan masih seperti itu.. Mau 20, 50, 100 paket pun , akan SIA SIA saja.. Karna mental pendidikan sudah anjlok..

    Jangan salahkan siswa Dan jangan pula salahkan guru.. (guru hanya menuruti keingin kepala sekolah karena jaman sekarang.. Jabatan itu merupakan jabatan politik. " pahami sendiri apa maksud dari jabatan politik"

    BalasHapus
  22. eh iya, bicara soal pendidikan,
    abis UN pasti ada yg mau ke perguruan tinggi negeri (PTN) atau ke sma dong? Tau kan sekolah negeri sekarang gratis?
    Masuknya kenapa harus di tes dulu, iya kan? Dari SD sampe SMP, kenapa harus di tes? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Ada yg tau?
    Kalo kata kasarnya sih=
    ''cuma orang yang otaknya PINTER yg bisa nikmatin sekolah gratis''
    Loh? Ko gitu ya? Berarti yg *maaf* ''BEGO'' ga bs nikmatin fasilitas gratis tersebut.
    keenakan guru PNS dong, ngajarin nya yg udah pinter. Aduh indonesia
    oh iya mau tanya nih, katanya 20 paket kan biar tekan kecurangan+menciptakan generasi yg lebih baik+yg bagus2 lainnya, emang ada jaminannya ya 20 paket itu bakal bisa buat pelajar yg lulus nanti jadi org hebat?
    Miris banget kaaaaaaaan? Semua kan ada di tangan diri masing2, asal tetap dalam kaidah positif

    cuma org pinter yg bisa masuk PTN?
    betul? Ya betul.
    kenapa? Soalnya biar yg bego itu tambah bego *blm lg dipusingin biaya kuliah swasta* ujung2nya ga kuliah deh :D
    pemerintah+orang2 yg terlibat didalamnya gamau ngajarin org bego biar jadi pinter kali ya? Loh? Apa lagi ini?

    Fakta tentang UN
    UN di jadikan ladang usaha, entah anggaran UN di korup, (denger2 katanya kertas LKJ UN ini terbilang kualitas rendah, yg kalo dihapus kertas malah mengelupas, bahkan robek) atau ada pula yg jual KUNCI JAWABAN (waw, 30juta tuh katanya)

    Sungguh sumber rejeki yg batil ada di fenomena sistem pendidikan indonesia
    CUMA INDONESIA!
    Horay °\(^▼^)/° teruskan begini! tindas trus rakyatnya! Tindas trus :D

    kita tunggu, siapa yg bakal BUNUH DIRI saat kelulusan nanti!!

    BalasHapus
  23. apaan ini! 20 paket? curang aja bukan anak murid tapi guru2. lebay amat 20 paket sampe2 sekolah kami pake acara yasinan pula. siapa yang mati? -..-

    BalasHapus